Thursday, July 9, 2009

Antara slogan para Calon Presiden dan memilih koneksi internet….

Antara slogan para Calon Presiden dan memilih koneksi internet….



Di pameran komputer beberapa waktu yang lalu, seorang sahabat meminta pendapat mengenai koneksi internet apa yang kualitasnya bagus dan murah, dia mau mengganti yang sudah dipakai saat ini, yang menurutnya sangat mengecewakan… sering putus nyambung dan lambatnya luar biasa…

Sebuah kombinasi yang diidamkan oleh orang banyak bukan, kualitas bagus dan murah !!!

Susah.. susah gampang ya menjawabnya…..

Habis mau gimana lagi… semua pasti ada implikasinya…. Ada harga ada rupa…. you buy peanut you get monkey.. and you are not monkey right ?

Meskipun tampak di depan mata, adanya perang harga dari para operator yang mengepung kita, saling menawarkan sambungan internet dengan harga murah, dan saling mengklaim yang termurah, yang seolah-olah menguntungkan kita para konsumen, namun pasti di suatu titik ada batasnya… ada posisi dimana konsumen diuntungkan, namun ada juga posisi dimana konsumen dirugikan.

Jika margin sudah tidak bisa lagi dimainkan, pasti ada yang dikorbankan karena nggak mungkin perusahaan mau rugi… teori ekonominya khan gampang aja…. Dalam rangka bertahan hidup di tengah kompetisi yang semakin kuat, pilihannya ya antara mengurangi pendapatan atau mengurangi pengeluaran… seng penting perusahaan tidak nombok….

Akhirnya, perusahaan-perusahaan pun mengakalinya dengan melakukan diffrensiasi produk, ada produk premium alias high end, ada produk medium dan ada produk yang low end….. Maksudnya sih biar bisa subsidi silang dan tetep untung.

Gw jadi inget pembicaraan dengan salah seorang sahabat yang bekerja di perusahaan automotif, dia bilang bahwa cuman di Indonesia produknya dibikin banyak kelas dari mulai yang Tanpa AC - Tanpa Power Steering, Dengan AC - Dengan Power Steering, Dengan AC - Dengan Power Steering plus automatic transmission. Sedangkan di negara lain biasanya dijual hanya dalam bentuk 1 jenis produk, yaitu automatic plus (maksudnya semua dah lengkap).

Nggak tau juga dech pertanda apa itu, apakah bangsa kitanya yang bego mau aja di bikin kelas-kelas seperti itu atau memang bangsa kita yang terlalu kreatif…

Semakin membuktikan kata-kata guru SMA gw dulu… antara jenius dengan gila itu tipis bedanya… equal dengan antara bego dan kreatif…. hua ha ha….

Kembali ke topik semula mengenai sambungan internet, kadang gw suka iri bin minder kalau mendengar cerita teman-teman yang tinggal di negara tetangga. Mereka memiliki sambungan internet ke rumah mereka dengan biaya yang relative murah dengan pipa jaringan 10 Mbps !!! bayangkan….. bisa download apa aja dalam sekejap…bisa akses informasi apa saja dengan cepat !!! Ataupun sambungan nirkabel yang benar-benar HSPDA 3.5 Mbps bukan HSPDA HSPDA-an, jadi mo connect ke internet dari mana aja, kapan saja sama cepatnya.

Ekonomi biaya tinggi, dan faktor geografis Indonesia yang luas dan berpulau-pulau sering kali dituding sebagai penyebab mahalnya harga sambungan internet di Indonesia.

Untuk yang satu ini, gw pernah mendapat input dari seorang sahabat yang bekerja di operator telekomunikasi,

Menurut dia, biaya biaya tenaga kerja buat gali-gali untuk jalur kabel, bangun BTS dan infrastructure fisik lainnya tiap tahun meningkat, biaya ijin dan uang “kesejahteraan lainnya” untuk para oknum pejabat tiap tahun juga meningkat, harga barang-barang telekomunikasi teknologi baru yang lebih berkualitas juga meningkat, (soalnya kalo beli yang ecek-ecek resikonya kekecewaan pelanggan yang ujung-ujungnya ditinggalin pelanggan), belum lagi depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar,

sementara para pelanggan di Indonesia dengan sifat konsumtifnya dan adanya persaingan yang ketat antara operator, sudah terbiasa diberikan teknologi yang terbaru dengan ekspektasi harga yang semakin murah, karena memang trend-nya teknologi itu semakin lama semakin murah dan memang diciptakan untuk semakin efisien dan efektif serta meningkatkan produktifitas.

Bisa ditebak dong… dimana akhirnya terjadi pengorbanannya.. apalagi kalo bukan kualitas…..

Gw sendiri sudah berpindah-pindah dari satu provider ke provider yang lainnya…. Dari mulai yang dengan-kabel hingga tanpa-kabel.. semuanya sama… sama-sama pilih yang paling murah… dan… sama-sama lambat…. Hua ha ha ha…

Memang sih… kalo merujuk pada teori Maslow tentang teori kebutuhan… dari sudut pandang konsumen sih jelas….

Basic need, pertama-tama sih yang penting bisa tersambung ke internet… biar lambat yang penting nyambung aja dulu….

Security need, mulai mikir gimana caranya punya account email sendiri supaya bisa email-emailan dengan teman, dan lain sebagainya

Social needs, biasa dech mulai gaul, ikut milis, ikutan facebook, mulai download lagu, film, dan lain sebagainya

Self Esteem needs… mulai mikir dech gimana caranya bisa tenar di internet, mulai nulis nulis di millis, mulai mikir cari duit di internet, mulai mikir gimana caranya supaya punya web site sendiri, blog sendiri, dan lain sebagainya…

Self actualization needs… ini yang paling mature, gimana caranya bisa dapet informasi secara real time, apalagi kalo penghasilan dia tergantung dari internet seperti temen-temen gw yang main saham atau yang sudah menerapkan virtual office alias kerja dari mana aja…. Sangat jelas khan… ujung-ujungnya pasti butuh sambungan internet yang lebih cepat lagi, lebih besar lagi pipanya…

Tapi khan kembali… how far can you go… ada uang ada rupa… cilakanya… kadang kita nggak bisa objektif mengukur tingkat harapan kita dengan kemampuan kantong kita… jadinya kita mengutuk sang operator sepuas-puasnya…. hua ha ha

Akhirnya gw bilang sama temen gw, kalo mau milih operator internet ya tergantung tingkat kebutuhan dia serta kocek yang dimiliki…. Mirip-mirip dengan slogan para capres kita lah…

Kalo punya uang pas-pas an… tingkat kebutuhannya juga… ya.. maksimal mungkin masih di social needs or self actualization needs… ya udah… pilih aja yang Pro Rakyat…alias unlimited…

Kalo butuhnya bener-bener real time karena tuntutan pekerjaan atau karena alesan apapun juga dan uang ga masalah… ya udah… pilih yang lebih cepat dan lebih baik… yang premium…

Nah karena dah tau bahwa semuanya sama aja, en uang juga terbatas, maksudnya kalaupun pindah provider tetep aja pilih yang paling murah… belum lagi ada switching cost (biaya pindah ke provider lain) yang tidak murah… tidak semurah seperti kita ganti nomor telephone….. mending Lanjutkan saja….


http://helallf.wordpress.com/
http://helallf.blogspot.com/
http://helallf.blogdetik.com/

No comments: