Beberapa waktu belakangan ini, situs perkawanan atau jejaring sosial semisal Friendster, facebook dan lain sebagainya menjadi trend komunikasi masa kini.
Kemajuan teknologi informasi yang pada saat ini sudah memasuki era web 2.0 banyak merubah cara orang berkomunikasi satu sama lainnya.
Memang segala sesuatu akan selalu memiliki dua sisi, selayaknya malam bergandengan tangan dengan siang, panas bergandengan tangan dengan dingin, maka begitu juga dengan situs perkawanan atau jejaring sosial, pasti ada sisi buruk dan sisi baiknya, dan semua itu kembali kepada manusianya, bagaimana seseorang menggunakan dan memanfaatkannya, “it’s all about man behind the gun”
Namun, terlepas dari pro-kontra yang terjadi atau kontroversi yang saat ini sedang ramai dibicarakan, maka menarik untuk memperhatikan bahwa melalui situs perkawanan atau jejaring sosial, seseorang dapat dengan mudah mencari informasi dan menemukan teman-teman lama mereka yang mungkin sudah puluhan tahun terpisah, untuk bernostalgia mengenang masa lalu, menyelesaikan urusan lama yang tertunda “unfinished business”, atau bahkan menambah teman dalam rangka memperluas networking.
Kembali lagi “Man behind the gun” memang akhirnya menentukan mau ngapain dan diapain situs perkawanan atau jejaring social, karena memang segala sesuatu tergantung dari niatnya. “innamal a’malu binniyat”
Menjadikan situs perkawanan atau jejaring sosial sebagai salah satu alternative bagi kita untuk tetap menjaga dan menjalin tali silaturahmi dengan teman kita ditengah kesibukan sehari hari yang tidak memungkinkan untuk secara intensive/reguler bertemu muka secara langsung.
Sebenarnya ada banyak cara yang bisa digunakan untuk tetap dapat berkomunikasi dengan teman kita, antara lain dengan mengetahui alamat rumah, no telp rumah, no telp kantor, alamat kantor, no hp, alamat email dan attribute lainnya yang melekat pada teman kita yang bisa menghubungkan kita dengannya.
Namun terkadang, karena sesuatu hal, sering kali kita menemukan bahwa atribut-atribut tersebut sudah tidak valid lagi sehingga kita kehilangan jejak yang pada akhirnya membuat komunikasi kita dengan teman kita menjadi terputus
Untuk lebih jelasnya, maka disampaikan beberapa ilustrasi ringan dan sederhana mengenai mengapa dan bagaimana atribut-atribut tersebut menjadi tidak valid
1. Rumah
Dalam siklus kehidupan manusia, biasanya seseorang akan mengalami pindah rumah minimal satu kali dalam hidupnya, yaitu ketika menikah. Dan ketika itu terjadi, maka alamat surat menyurat, no telp rumah yang biasa dihubungi pun berubah. Kitapun bisa kehilangan jejak dikarenakan kita enggan bertanya ke keluarga terdekatnya karena satu dan lain hal.
2. Kantor
Ketatnya iklim kompetisi yang saat ini terjadi, didukung dengan liberalisasi dan faham kapitalisme yang lebih dominan, mempengaruhi pola manusia dalam bekerja di sebuah perusahaan.
Keinginan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik lagi dan proses “seleksi alam” yang semakin ketat, yang mempercepat terjadinya evolusi dan revolusi, membuat orang tidak lagi bekerja dengan mind set “life time employment” yang dulu banyak di anut oleh pegawai-pegawai di perusahaan Jepang, dimana orang akan setia bekerja di sebuah perusahaan selama-lamanya hingga pensiun.
Kecendrungan orang untuk pindah kerja mencari sesuatu yang menurutnya lebih baik, membuat kita susah untuk menjaga komunikasi yang selama ini terjalin jika kita menggunakan atribut kantor (email, no telp kantor, alamat kantor, dll) sebagai satu-satunya jalur komunikasi kita dengan teman kita. Alamat korespondensi yang selama ini dipakai tiba-tiba tidak dapat digunakan kembali, dan terputuslah komunikasi antara kita dengan teman kita yang pindah kerja.
3. Telp Selular
Liberalisasi komunikasi yang berujung kepada perang harga antar operator dan belum ketatnya regulasi yang mengatur penggunaan telpon selular, membuat orang dengan mudah mengganti-ganti nomor telpon selularnya untuk alasan apapun.
Dan ketika telpon selular menjadi satu-satunya atribut yang dipakai untuk menghubungkan kita dengan teman kita, maka kita akan kehilangan kontak dengan teman kita, jika dia mengganti nomor telpon selularnya tanpa memberitahukanya kepada kita.
4. Telp Rumah (telp kabel)
Sebagai dampak dari liberalisasi komunikasi, telp rumah pun terkena imbasnya.
Banyak perumahan baru yang saat ini masih belum dapat dipasang telp rumah/telp kabel dikarenakan besarnya investasi yang dibutuhkan untuk membangun infrastruktur telp rumah.
Sebagai solusi dari permasalahan tersebut, maka digunakanlah telp selular di rumah sebagai pengganti telp kabel. Dan kemungkinan kita akan kehilangan kontak dengan teman kita, ketika permasalahan yang disebutkan dipoin 3 di atas (telp selular) terjadi.
Untuk area-area yang infrastruktur telp rumahnya sudah tersedia atau tidak ada masalah, mengganti nomor telpon rumah pun sekarang juga dimungkinkan dengan alasan tertentu terutama keamanan jika alokasi nomor di daerahnya masih ada. Dan kembali lagi, kita akan kehilangan kontak dengan teman kita, jika dia mengganti nomor telpon rumahnya tanpa memberitahukannya kepada kita.
5. Virtual (email, blog, dll)
Akibat perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat, Dunia virtual (internet) pun semakin lama semakin borderless (tanpa batas), semakin liberal dan semakin kapitalis yang membuat Negara tidak bisa campur tangan terlalu jauh untuk mengatur dunia virtual ini.
Setiap orang bisa membuat lebih dari 1 account email, lebih dari 1 blog dan lain sebagainya dengan mudah dalam itungan menit, menjadikan setiap orang bisa dengan sebebas-bebasnya mengekspresikan dirinya di dunia virtual dengan menggunakan namanya sendiri maupun nama samaran untuk tujuan apapun,.
Oleh karena itu, atribut dalam bentuk virtualpun tak luput dari kerawanan, ketika alamat email yang biasa digunakan oleh teman kita untuk berkorespondensi sudah tidak lagi digunakan dengan alasan apapun dan kita tidak diberitahu mengenai alamat email yang baru, maka kita pun sekali lagi akan kehilangan kontak.
Dari berbagai uraian singkat di atas, jelas bahwa atribut-atribut yang dipakai dalam rangka membina, membangun dan menjaga silaturahmi semakin beragam seiring dengan perkembangan teknologi informasi, namun tetap terdapat kemungkinan kita bisa kehilangan kontak dengan teman kita.
Akan menjadi lebih mudah jika terdapat sebuah system informasi kependudukan yang valid/selalu update, terintegrasi, yg diatur dan dikelola oleh pemerintah, yang dapat di akses oleh masyarakat luas untuk bisa mencari informasi tentang keberadaan seseorang. Dan semakin baik, jika system informasi kependudukan tersebut bisa lintas Negara, sehingga kita bisa mengetahui keberadaan teman kita di negara lain.
Kalaupun saat ini ada system informasi kependudukan semacam itu, pasti tidak dibuka untuk umum dengan berbagai pertimbangan seperti hak kebebasan pribadi, alasan keamanan, alasan politis dan lain sebagainya.
Namun, dengan kemajuan teknologi informasi, maka setiap orang, dapat dengan mudah membangun system informasi kependudukan dengan versi yang berbeda-beda.
Situs perkawanan atau jejaring sosial semacam Friendster atau facebook adalah salah satu bentuk evolusi dari konsep sistem informasi kependudukan yang memasukkan dan menggabungkan unsur-unsur kebudayaan manusia sehingga terasa lebih manusiawi dan pribadi.
Kembali ke ilustrasi ringan dan sederhana di atas, bahwasannya orang pindah rumah bisa kapan aja, pindah kerja bisa kapan aja, ganti nomor telp rumah atau hp bisa kapan saja, ganti email bisa kapan aja. Maka, belakangan ini ketika berkenalan dengan seseorang, saya cenderung menanyakan facebook ID-nya ketimbang meminta kartu namanya, karena menurut saya lebih bisa diandalkan untuk sementara ini, sebagai atribut yang menghubungkan saya dengan kenalan baru saya tersebut secara lebih pribadi.
Rgds
Helal
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment