Penghasilanku seindah Tipi-ku….
Ga terasa jam di dinding sudah menunjukkan pukul 2:00 dinihari tapi pekerjaan masih jauh dari selesai.
Salah satu seni kerja di perusahaan multi nasional ya seperti ini, terkadang harus melibatkan rekan kerja dari negara lain. Seperti sekarang ini, sudah lebih dari 5 jam kami ber-enam menghabiskan malam minggu di kantor untuk mengerjakan sebuah project yang kebetulan harus berkoordinasi dng rekan kerja di belahan bumi yg lain, disini jam 3 pagi, berarti di ujung sana jam 3 siang… sigh… what a life…
“hi helal… I’d like to go to bath room, please hold a while… just for about 5 minutes.. if you are lucky… he he he”
Dasar nech bule… katro… udah ngantuk gini masih diajak becanda…
“Ok Simon… just make sure you have the latest approved updated and valid map, so you can go to the right bath room.. Not bed room…”
“ha ha ha… be strong there brother… be right back.. See you soon pal”
Wah alamat bakal lama nech… bakal gagal total rencana jalan pagi di minggu yang ceria bareng keluarga… en yang paling parah.. bisa ga jadi datang ke arisan keluarga yg udah dilingkarin di tanggalan sejak 1 bulan yg lalu… bakal liat muka cembetut lipat tujuh nech selama beberapa hari kedepan…
Yang apesnya… ini bukan kejadian yg pertama malah mungkin bisa dibilang rutinitas malam minggu.. he he he…..
Sambil menunggu Simon, gw en temen2 ngelanjutin kerjaan yg bisa kita kerjain dulu. Ditengah keseriusan kami mengotak-atik konfigurasi peralatan, tiba-tiba salah seorang teman bertanya…
“Lal”
“yap”
“Tipi flat bagus nggak”
“Bagus donk, itu khan teknologi terkini” sahutku pendek dgn tetap memperhatikan layar monitor
“kalo gaji flat bagus nggak”
Ruangan mendadak sunyi senyap dan beberapa saat kemudian kami semua tertawa terbahak-bahak…
“Zul, masih mending Flat dah daripada cekung… atau malah Tipinya ilang dirampok orang” cletuk Jimi
“Knape lu Zul” tanya Widhi
“Biasalah bos, kebutuhan khan meningkat… gimana caranya supaya penghasilan nambah”
“Thinking out of the box dong bro…” sahut Yoga….
“Thinking out of the box… box TV” cela Ferry
Hua ha ha ha…..
Ah… krisis global dengan segala pernak perniknya…
Krisis keuangan yang bermula di Amerika, ternyata berimbas kemana-mana menjadi krisis global, beberapa perusahaan yg terbelit krisis, mengeluarkan berbagai macam jurus untuk bertahan di tengah badai.
Jurus-jurus yang dikeluarkan berkaitan dengan masalah karyawan pun beragam, yaitu mulai dari mulai stop hiring, tidak ada kenaikan gaji, pengurangan gaji hingga pemecatan karyawan.
Terngiang aspirasi Zul, mengenai wacana “Tipi Flat”. Meskipun masih dalam status wacana, tapi entah mengapa sudah menyebar dengan cepat dengan tingkat kepastian seakan-akan 95% pasti terjadi. Beragam reaksi pun sudah bermunculan dgn kadar yang berbeda-beda, ada yang positif (pasrah, bersyukur masih punya kerjaan atau gajinya nggak dikurangin), ada juga yang negative (marah-marah, menggerutu, dll). Dan selalu… pasti ada orang iseng yg bermain ditengah ketidakpastian.
Ga bisa dipungkiri, bahwa semakin makmur manusia, semakin meningkat pula kebutuhannya, hal ini seperti yang tergambar dalam Teori Hierarki Kebutuhan yang dibuat oleh Maslow, yaitu :
- Kebutuhan fisiologis (sandang, pangan, papan, biologis—bernafas, dll)
- Kebutuhan keamanan dan keselamatan (bebas dari ancaman, rasa takut, terror, dll)
- Kebutuhan sosial (teman, pasangan hidup, berkeluarga, dll)
- Kebutuhan penghargaan (Pujian, penghargaan, dll)
- Kebutuhan aktualisasi diri (hobi, dll)
Namun krisis global yang terjadi telah memicu perubahan keseimbangan antara supply dan demand yang sampai sekarang masih mencari equilibrium baru.
Salah satu dampak dari krisis global adalah berkurangnya daya beli masyarakat dan naiknya harga-harga barang, yang ujung-ujungnya meningkatkan nilai inflasi.
Jika benar tidak ada kenaikan gaji alias gaji flat, berarti harus benar-benar memutar otak agar jangan sampai nombok alias ngutang. Minimal impaslah atau istilah ekonominya Break Event Point (BEP), dimana pendapatan sama dengan pengeluaran.
Dalam situasi begini berdasarkan teori sih ada 2 cara agar masih bisa untung, yaitu meningkatkan pendapatan atau mengurangi pengeluaran.
Nah gimana caranya meningkatkan pendapatan yak ?
Manusiawi banget dech kalo males ngutak atik pengeluaran, karena gimana caranya supaya kenikmatan yg ada tidak terganggu atau dengan kata lain tetap en jangan sampe berkurang bahkan hilang.
Bersyukur…. Itu wajib, kudu, harus dan musti hukumnya… kita musti bersyukur, karena apapun keadaan kita sekarang… mo tipi cekung, tipi plat atau bahkan tipi cembung…mungkin atau pasti lebih baik dibandingkan jutaan orang di luar sana yang ga punya tipi…. Ga punya pendapatan, yang untuk memenuhi kebutuhan tingkat pertama aja susah…
Tapi kita juga harus berjuang khan, untuk merubah nasib kita menjadi lebih baik… istilahnya dalam agama ikhtiar = berusaha + berdoa + pasrah + ikhlas... tapi teteup khan harus usaha dulu, karena Allah berfirman :
“Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum jika kaum itu tidak berusaha merubah nasibnya sendiri”
Kembali ke masalah utak atik pendapatan, Robert Kiyosaki dalam bukunya Cashflow Quadrant membedakan pendapatan menjadi 2 golongan :
- Active income (Pendapatan didapat hanya kalau kita kerja)–Didominasi oleh orang miskin
o Employee : Orang yang bekerja untuk orang lain atau perusahaan. Selama jadi pegawai mau apapun posisinya ya tetep aja pegawai
o Self Employee (wirausaha) : orang yang memiliki usaha tapi usaha tersebut sangat bergantung pada orang itu. Kalo orang itu nggak datang, ya usaha nggak jalan.
- Passive income (Pendapatan itu akan tetap kita nikmati hasilnya dengan kita tdk harus bekerja) – Didominasi oleh orang kaya
o Business owner (pengusaha) : Orang yang memiliki usaha dan usaha tersebut sudah memiliki system yg bagus, sehingga tanpa orang tersebut harus selalu berada di tempat, usaha tersebut bisa jalan dengan sendirinya.
o Investor : orang-orang yang menanam modal, sehingga uang bekerja dengan sendirinya untuk orang itu.
Kalo dari penjelasan di atas mah, jelas banget, kalo gw or mayoritas temen2 gw yang malam ini begadang bareng masih di kategori employee.
Trus pertanyaannya gimana caranya supaya kita bisa masuk ke area Passive income, yang kayaknya lebih meningkatkan kualitas kehidupan, yang pasti nggak mungkin dengan gampangnya seperti membalikkan telapak tangan khan ?
Selanjutnya pertanyaannya berubah menjadi, apakah kita berani untuk berubah secara radikal sebelum dipaksa oleh keadaan untuk suka atau tidak suka berubah, meninggalkan apapun keadaan kita sekarang apalagi jika kita sudah berada di situasi “comfort Zone”, mencoba sesuatu yang mungkin sama sekali baru dan bertolak belakang dengan pengalaman, pengetahuan dan keahlian yang dimiliki
Kalo punya modal cukup mah, mungkin bisa langsung jadi business owner or investor, tapi kalo nggak ? gimana…
Terhampar beberapa opsi di depan mata menyikapi issue “Tipi flat” :
- Mau pasrah aja tergantung kebijakan perusahaan, ya boleh-boleh aja, naik Alhamdulillah, ga naik ya Alhamdulillah juga, dikurangi gajinya… ya Alhamdulillah juga karena masih punya kerjaan, sembari terus belajar dan berharap….. “belajar berharap” atau “berharap belajar”… sih ? bingung ujungnya dimana… antara “pengalaman kerja” dan “penglamaan kerja”… xi xi xi xi…
- Atau mulai lirik sana sini, aktif networking and “call a friend”, supaya bisa pindah kerja ke perusahaan lain yang menawarkan pendapatan yg lebih baik
- Atau Cari kerja/usaha sambilan untuk menambah pendapatan, sambil tetap bekerja di perusahaan yang sekarang, cuman musti pinter2, jgn sampe dianggap conflict of interest, kalo bisa yang aman2 aja, tapi katanya yg abu2 paling enak sih… he he he…
- Atau keluar sama sekali untuk membuat bisnis sendiri, sapa tau berhasil, kalo enggak… ya…. Balik lagi jadi pegawai… hua ha ha
Kembali proses pengambilan keputusan bekerja, tergantung seberapa kompleks kita berpikir berdasarkan pengetahuan, data/informasi dan pengalaman yang kita miliki. Dan masing-masing pilihan mempunyai konsekuensinya sendiri-sendiri.
Apapun keputusannya, seyogyanya diambil dalam keadaan tenang, sehingga tercipta pikiran yg positif dan arif. Mengevaluasi mimpi yang telah dicanangkan, mengevaluasi strategi dan target yang telah dibuat untuk meraih mimpi tersebut.
“Lal” sentak widhi membuyarkan lamunanku
“ Simon nyari tuch”
“Hi Helal… what the hell are you doing there… you’re just sitting around and doing nothing” teriak Simon di ujung sana
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
Haloo Helal ! Free sample nya buat apa siiy ? hehe.. kalo penasaran kunjung balik ke blog gw yaa ! TQ.. ;D
Post a Comment